Investor dinilai Garap Energi Terbarukan Di Indonesia.


Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menilai investor masih enggan mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Sebab, harga energi ramah lingkungan tersebut di dalam negeri masih mahal.

"Energi baru dan terbarukan di Indonesia masih cukup mahal karena industri belum berkembang. kalau di Jerman dan China solar cell sudah murah, beda dengan disini solar cell masih mahal," kata Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo, Jakarta, Senin (22/8).

Makanya, dalam bauran energi nasional, penggunaan energi baru terbarukan masih kalah ketimbang batu bara dan bahan bakar minyak. Abadi mendorong pemerintah membenahi regulasi guna mendorong investasi pengembangan energi terbarukan.

"Dengan adanya investor maka industri EBT akan berkembang."

Dalam kesempatan sama, Kementerian ESDM meyakini pengembangan EBT tak akan terganggu. Meskipun, anggaran kementerian vital mengalami pemangkasan signifikan.

"Target pencapaian EBT sebesar 23 persen pada 2025 itu suatu keharusan dan suatu amanah dari Undang-Undang. Dan tujuan pencapaian itu tetap berjalan tidak terganggu dengan pemotongan anggaran," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana.

Hingga saat ini, katanya, program EBT sudah mencapai 10-11 persen.
Investor dinilai Garap Energi Terbarukan Di Indonesia. Investor dinilai  Garap Energi Terbarukan Di Indonesia. Reviewed by Unknown on 1:17 AM Rating: 5

No comments

Recent